Saat Susah Dulu Kita Berjalan Bersama, Kini Senang Dan Punya Jabatan Malah Menjadi Lawan, Apakah Ini Yang Namanya Perjuangan?

RADAR ACEH | Aceh adalah sebuah negara atau pu kerajaan yang pernah maju pada zaman dah hulu, dan Aceh memliki kerajaan yang kuat diasia, tapi kenapa sejarah Aceh bangaikan di telan abat, padahal peningalan sejarah Aceh bisa dijadikan bukti kongkrit kepada negara luar bahwa Aceh adalah sebuah negara yang pernah berdaulat.

Dan sebuah negeri yang pernah makmur, tapi sangat disayangkan kemakmuran negara Aceh tumbang dikala peminpin yang kurang pendidikan mimpin Aceh, sunguh sangat disayangkan negara yang memiliki ribuan mesjid ini harga diri terkoyakkan.

Siapa yang bertanggung jawab atas semua itu pemerintah Aceh anggota dewan perwakilan rayat Aceh ataupun masyarakat Aceh itu sendri, tapi saya selaku bangsa yang pernah berdaulat dan bangsa yang tidak pernah terkalahkan dengan ancaman atau serangan negara luar, dan saya sangat bangga menjadi salah satu anak bangsa yang pernah sangat dihargai dan disegani oleh bangsa luar.

Tapi di lain sisi saya kecewa kepada Aceh yang dulunya makmur rakyat hidup sejahtera tapi setelah sekian lama Aceh hidup dalam keterperukan, sejarah Aceh memang patut kita banggakan karna Aceh tidak pernah kalah dari penjajah tapi kenapa hari ini bangsa kita sendiri yang menjajah Aceh bangsa yang memiliki satu keyakinan beragama yaitu Islam.

Sungguh bila kita ingat seakan sangat menyayat hati atas kodisi dan situasi Aceh yang sekarang , memang kalau dilihat dengan kasat mata Aceh emang sudah berada di ambang kemakmuran, tapi sebaliknya setelah tsunami dan perdamai, Aceh hampir berada di di ambang kehancuran, dikarnakan para petinggi yang ada di Aceh dan cendikiawan para elit  politik di negeri ini haus dengan jabatan.

Sekarang mereka berjalan sendiri-sediri demi kepentingan pribadi dan golong ingatlah wahai pemangku kepentingan dan anak bangsa tersayang bangsa yang mulia bangsa yang masih punya harga diri yaitu lahir diserambi mekkah lahir dalam fitrah Islam, tapi sayang serambi mekkah tingal kenangan karena isi dan masyarakatnya bukanlah penduduk serambi mekkah, malainkan penduduk yang serakah yang tidak peduli akan nasip saudara sendiri yang masih hidup dibawah garis kemiskinan.

Kapan kita akan sadar semuanya apa setelah merebut kekuasaan,begitu juga dengan hasut fitnah cemoohan sesama dikedepan kan baik di media sosial bermacam hujan acaman dilepaskan, untuk siapa yang seharusnya melampiaskan kemarahan, kapada lawan politik, kapada siapa untuk apa fitnah hasud dikedepankan apakah Aceh ini bukan negara Islam, karena setau saya hasut finah sama hal nya kita memakan daging saudara kita sendiri.

Dimanakah terletak kebaikan seseorang kalau memang orang tersebut masih suka berburuk sangka terhadap sesama dan orang lain apa lagi yang seiman, apakah sekejam inilah pendudduk serambi mekkah yang mayoritas memeluk Islam tega memamakan dangin saudaranya sediri, apa gunanya cemoohan dan hasutan di arahkan secara membabi buta kapada teman seperjuangan.

Apakah ada keuntungan saat susah dulu sama-sama berjalan tapi setelah senang dan memiliki uang dan jabatan kawan sudah jadi lawan apakah ini yang disebut perjuangan apakah ini yang disebut kebijaksanaan ataupun rekayasa politik untuk mendapatkan jabatan.

Kalau memang ada kepentingan untuk mengejar jabatan kejarlah dengan bergandeng tangan jangan mengejar dengan dan menebar kebencian karena Aceh bukanlah sebuah negeri yang membagi-bagai jabatan, tapi Aceh adalah sebuah negara yang yang mayoritasnya berpenduduk se iman.

Untuk mencapai tujuan cara padang boleh berbeda program boleh tidak sama tapi harkat dan martabat serta kesejahteraan itu harus di kedepankan, jangan buat aturan kalau memang semua itu untuk dilanggar tapi buatlah kesimpulan agar rakyat bisa hidup berdapingan, Penulis Oleh : Mulyadi

Tag : NEWS
Back To Top