RADAR ACEH | Bireuen- Forum Komunikasi Mahasiswa Bireuen (FKMB) sangat menyesalkan statemen yang dikeluarkan oleh seorang Bupati Bireuen H Saifannur, S.Sos, seharusnya tidak keluar kata-kata yang tidak pantas dikeluarkan ketika memberikan sambutan pada acara resmi, Kamis: 24/08/2017
Ketua Umum FKMB, Muhammad Risky mengharapkan kepada Bupati Bireuen agar menjaga etika berbicara dalam berpidato pada acara resmi, karena skala jabatan Bupati sudah menjadi figur publik, maka dalam peletakan kata-kata berkomunikasilah dengan baik tanpa melukai perasaan masyarakat banyak" sebut Risky
Selama ini kami pantau Bupati Bireuen sudah tiga kali mengeluarkan kata-kata yang tidak sesuai dalam tata cara berkomunikasi dengan baik, pertama saat apel perdana dipusat pemerintahan Kabupaten Bireuen mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar oleh kalangan PNS, Kontrak dan Bakti, (jika tidak bekerja dikantor asyik duduk-duduk saja, lebih baik pulang saja ambil cangkul kesawah", kata-kata yang bermakna tidak menghargai pengabdian pegawai negeri sipil terhadap negara dan bangsa.
Kedua pada acara pembukaan seni tari menyambut HUT RI ke-72 di Pendopo Bireuen, sempat kami dengar (Kota Juang, Sudah Menjadi Kota Narkoba), bisa kita ambil kalimat dalam intisari bahasa Bupati Bireuen tidak menghargai pendiri Kabupaten Bireuen,
Dan yang ketiga pada acara sosiolisasi TP4 di aula setdakab lama, (Keuchiek jangan jadi tikoh teng di desanya), bermakna kepercayaan seorang ayah kepada anaknya sangat meragukan dalam pengelolaan dana desa.
Dalam hal itu kami mahasiswa Bireuen mengharapkan kepada Bupati Bireuen H. Saifannur, S.Sos tidak mengulangi lagi mengeluarkan kata kata yang tidak baik di dengar, semua hal yang sudah terjadi sudah lah, jangan sampai terulang lagi, mari kita merawat Kabupaten Bireuen dengan lisan yang baik dari pemimpin rakyat Bireuen, tutup Muhammad Risky. (RIs) [Red]
Tag :
NEWS