RADAR ACEH | Pidie - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pidie bersama Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA ) Pidie menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang 20 peserta perwakilan dari KNPI Pidie, Ormas, LSM dan OKP
Dalam kegiatan tersebut membahas Isu-Isu Strategis di Kabupaten Pidie dan penyusunan RPJM Pidie 2017-2022 antara harapan dan tantangan menuju Pidie hebat."
Adapun narasumber di acara tersebut Cut Asmaul Husna, S.Ag, MM yang juga merupakan Ketua dari Tim RPJM di Pemerintahan Bupati Roni Ahmad dan Fadhlullah TM Daud, ST yang berlangsung di Aula kantor Bappeda setempat, Kamis (24/8/2017).
Dalam pertemuan itu, Ketua KNPI Pidie Teuku Syahwal, S.Pd, M.Pd di sesion Rapat Dengar Pendapat (RDP) itu mengharapkan pemerintah jangan hanya fokus pada pembangunan fisik saja tapi mental juga harus di bangun", katanya
"Dalam bidang pembangunan infrastruktur .
Harapan kami pada pemerintah agar berupaya menghidupkan program E- Bantuan, E-Kesehatan, Politeknik dan infrastruktur di bidang pendidikan, selain itu perlu menambah SDM bidang agama, misalnya Hafidz atau ustadz/ Teungku, dimana harus ada anggaran khusus untuk ini," ujar anggota KNPI Pidie pada kesempatan tanya jawab.
Sementara itu Syawal menambahkan program RPJM terkait ekonomi, pemerintah harus punya program khusus untuk entrepreneur, khususnya pemuda.Pemerintah tidak hanya membahas modal tapi juga membina para pengusaha muda," harapnya
Hal ini juga bisa dilakukan agar sinergi dengan pengusaha, katanya. Misal, dengan konsep orang tua asuh, pengusaha membina calon pengusaha dan program ini harus punya indikator yang jelas dan terukur.
Dikatakan Syahwal bahwa syariat Islam harus menyeluruh bukan hanya jinayah saja dan bukan hanya terkesan tugas Dinas Syariat Islam saja.
"Seluruh unsur pemerintah harus bersyariat dan harus ada Tim yang mengawal agar semua program pemerintah sudah sesuai Syariat Islam," terang Syahwal.
Sementara itu, Tgk Muhammad selaku Ormas, mengharapkan agar di pemerintahan Roni- Fadhullah kedepan permasalahan syariat Islam harus menjadi prioritas utama.
"Pemerintah sekarang juga harus menaruh perhatian penting terhadap keberlangsungan Organisasi Kepemudaan dan keterlibatan pemuda dalam membangun Pidie" imbuh Muhammad.
Disamping itu, perwakilan dari BEM Unigha juga menegaskan pentingnya alokasi dana pendidikan yang mencapai 20% sebagaimana yang tertuang didalam UUPA. Selama ini dana pendidikan masih dibawah 20% dan alokasinya juga masih berkutat di tataran pembangunan infrastruktur dan politeknik .
Semoga pemerintah Roni Ahmad harus mampu memenuhinya janjinya dulu dalam hal "GLEE-BLANG-LAOT"
"Rakyat Pidie sangat ingin program Abusyik ini bisa menyelesaikan permasalahan yang selama ini dirasa banyak ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan," pungkas Mahasiswa BEM Unigha Jabal Ghafur itu.(FH01)
[Editor: SR]
Tag :
NEWS